UAS!!

BENTAR LAGI UAS!!! *suara teriakan di kejauhan

Yah,sebetulnya gak terlalu ngaruh juga sih UAS atau gak,karena ujung-ujungnya aku gak bakal belajar sama sekali.Tapi tuntutan ortu menyatakan kalau IP-ku harusdiatas 3,huhuhu.Karena semester kemarin IP-ku cuma 2,92 aku harus dapet minimal 3,08,biar IPK-ku 3,00 pas.

Dengan ini saya menyatakan mengundurkan diri sementara dari dunia perbloggingan yang tiada arah ini.Doakan saya supaya saya gak telat,gak teler,dan gak blank ya waktu UAS.

Bima Adi Priambodo
Mahasiswa Krisis IP

Diam itu emas,bicara itu perak

Langit mendung,suasana kamar gelap.Tiba-tiba dia menelponku,cuma untuk bercakap-cakap katanya.Mungkin kangen,atau kenapa,aku tidak tahu.Cukup lama kami ngobrol, layaknya orang pacaran.Selama percakapan,dia cenderung diam,dan aku yang lebih banyak bicara.Aku bilang,"kayaknya dalam hubungan kita ini kata-kata itu gak diperlukan ya sayang".Ia terdiam,lama,berpikir dan merenung.Percakapan kami lanjutkan,dalam hening dan ramai,kemudian hening,ramai lagi,seterusnya,seperti biasanya.

Kata-kata,salah satu perangkat awal dalam berkomunikasi.Sekumpulan simbol-simbol yang dirangkai sedemikian rupa untuk menyampaikan maksud dari si komunikan pada komunikator.Kata-kata itu akan terasa manis bila sesuai dengan tujuan,tapi akan menjadi pahit jika pemaknaannya mbleset.Dalam hubungan ini,ia tidak banyak bicara.Namun terkadang,aku merasa kalau aku yang lebih banyak berbicara,hubungan ini akan menjadi hubungan yang searah,karena tidak ada timbal balik dari lawan bicara,atau mungkin saja ia lebih senang mengamati kata-kataku.Kata-kataku yang pahit,manis,bahkan tidak masuk akal dicernanya satu persatu.Mungkin kata-kataku hanya diterima olehnya,tanpa ia cerna lebih dahulu bagaikan menghisap rokok tanpa filter,karena tiap kali aku mengatakan suatu hal,ia cenderung diam.Mungkin memang kami belum menjalin ikatan yang kuat,dan belum saling mengenal satu sama lain lebih dalam,karena itu kami cenderung diam.

Hubungan yang tidak dipenuhi dengan kata-kata manis,dan percakapan dipandang membosankan.Karena banyak orang yang memberikan penekanan betapa pentingnya berkomunikasi dalam suatu hubungan.Komunikasi dua arah,adalah hal penting,karena dengan adanya saling mengisi dalam hubungan,ikatan itu bisa terjalin.Tapi apa hal itu selalu benar? Apakah intensitas komunikasi berbentuk verbal itu hal yang paling penting? Bukankah selain komunikasi dalam bentuk verbal,ada juga komunikasi berbentuk non-verbal,yang tidak mengutamakan kata-kata,namun simbol-simbol lain yang bisa memunculkan lebih banyak makna? Bukankah ada juga orang yang bilang Sermo argenteus, silentium aureum,bicara itu perak ,diam itu emas? Daripada berkata-kata yang tidak-tidak,lebih baik kita diam,tapi menghayati pemikiran kita melalui perbuatan?Karena menurutku,action speak louder than words.Kata-kata itu tidaklah terlalu diperlukan,yang penting adalah perbuatan kita,sebab kata-kata adalah cerminan pemikiran.Daripada kata-kata yang tercerai berai dalam pikiran itu tidak terungkapkan,lebih baik kata-kata itu diwujudkan dalam perbuatan.

Benar kan?


It makes me wonder,though

Kenapa setiap orang mau mulai suatu bentuk status simbolis AKA pacaran,godaan itu selalu ada? Entah dari mantan,gebetan,orang tua,lingkungan,de el el.Padahal menurutku hal seperti ini tergolong suatu hal yang privat,dan melibatkan cuma 2 subjek,aku sama pacarku.Kenapa dunia dan seisinya itu seakan-akan jadi penghalang hubunganku dan dia? Padahal kami gak pernah mengusik dunia sekitar kami dan urusan mereka.

Baru-baru ini ,aku mengalami gangguan itu.

Tau kan,suatu momen dimana kita berusaha begitu keras untuk mendapatkan sesuatu,tapi kita gagal mendapatkannya.Ketika kita mendapat penggantinya,"sesuatu" yang kita kejar dulu itu tiba-tiba datang dengan sendirinya,dan ternyata "sesuatu" itu tidak bisa kita dapatkan karena...ada suatu alasan hal tersebut tidak kita dapatkan.


Hal ini mungkin sering kita temukan kalau kita *ehm lagi berurusan sama tetek bengek relationship.Ketika kita suka banget sama seseorang,tapi orang itu gak mau.Tanpa alasan,tanpa penjelasan dia jelas-jelas menolak.Kita sadar,kita move on,cari suasana baru,ketemu orang baru,pdkt berhasil,jadian,asoy.Tapi setelah kita jadian,fakta dibalik penolakan itu terungkap.Orang tersebut menolak kita karena alasan A-Z,dan bikin putusan sepihak,"kita gak bisa bersatu,kita pasti berantem blah blah blah blah".Dan yang paling menyebalkan adalah,ketika kita ingat-ingat masa berharap bahwa seseorang itu akan berubah dan bersimpati kita,dan ujung-ujungnya harapan itu nihil.Baru setelah ada perubahan seperti diatas,harapan itu seakan ada.

It makes me wonder