Somehow..

Somehow.. dalam satu semester ini saya berantakan.
Somehow.. semua berjalan tanpa saya sadari
Suddenly.. i got a girlfriend.. yet she's not whaat i was waiting for
Suddenly.. i realized that i'm getting older.. it's my fourth year, yet to leave this place


Memang, semua ini terasa begitu cepat. Kemarin, segalanya tampak baik-baik saja, tidak ada yang banyak berubah, hanya saja empat ringkasan di atas membuat saya berpikir dan merenung sejenak, bahwa saya tidak lagi berada dalam sebuah fase untuk berpikir bahwa "semua akan baik-baik saja".

Satu per satu, saya melihat teman-teman saya pergi. Pergi dari kampus, yang mana mereka telah menjalani sidang skripsi seusai berjuang selama 3,5 tahun. Sedangkan saya? masih menunggu hidayah, atau bahkan tidak berani beranjak dari kemalasan berkedok "zona nyaman". Semua adalah dosa, yang saya rasa berasal dari segala bentuk tindakan saya.Orang mengatakan ini sebagai sebuah karma, sebuah adzab yang membuat diri ini terkena balasan atas segala tindakan yang telah saya lakukan; saya tidak kunjung membenahi diri, tidak kunjung mengerjakan skripsi.

So, the conclusion is?

Membenahi diri? Membuang ego, hasrat yang menggila untuk menghindari skripsi? Tidak segampang itu. Tidak ada ide yang terwujud tanpa dilengkapi oleh aksi. Jika aksi, atau tindakan yang diperlukan, maka mau tidak mau, harus saya lakukan. Tidak boleh ada lagi hal baik yang saya tunda.
Tidak boleh.

Ancient Aliens!!

Belakangan ini, kelengangan waktu yang saya miliki, saya pergunakan dengan seksama untuk menyimak dan memikirkan sebuah tayangan di televisi kabel, bertajuk "Ancient Aliens" yang disiarkan di History Channel. Secara ringkas, tayangan ini mengisahkan tentang bagaimana peradaban kuno di bumi dulunya sering menjumpai makhluk Ekstraterestial, atau yang kita kenal sebagai alien di masa kini.
 
 Dengan teknologi dan pengetahuan kita yang konon melampaui pengetahuan manusia zaman tersebut (bahkan mungkin di zaman semacam ini), mereka memperkenalkan manusia terhadap hal-hal yang bersifat konstruktif, yang mengarahkan manusia untuk membentuk peradaban seperti yang kita kenal sekarang ini. Dengan gamblangnya, acara ini, serta berbagai narasumber yang ditampilkan menyebutkan bahwa hal tersebut mungkin saja terjadi, atau bahkan pernah terjadi secara riil.
 
Mengapa demikian? Berdasarkan materi tayangan tersebut, saya menyimpulkannya dengan beranggapan bahwa manusia di zaman itu belum mengenal hal-hal yang kompleks dan bersifat ilmiah. Mereka tidak akan mampu membangun piramida giza yang secara struktural begitu kompleks, dan tidak dapat dibangun dalam waktu yang relatif singkat. Beberapa relief kuno di situs pra-sejarah menunjukkan gambar-gambar makhluk yang asing, di mana dalam relief tersebut sosok terkait diilustrasikan bersayap, mengendarai objek asing (UFO) yang berbentuk seperti kendaraan terbang. Sekilas, acara ini membuat kita terpukau dan berpikir bahwa hal itu mungkin saja terjadi; kita tidak dapat mengetahui secara mendetail apa saja yang terjadi di masa itu, dan tidak ada bukti kuat yang mendukung alien itu benar-benar tidak ada. Anything's possible, kalau saya boleh berkomentar, karena toh manusia hanya terkungkung pada satu semesta yang disebut bumi, dan tidak banyak hal yang manusia ketahui tentang ruang angkasa. Bahkan, secara ekstrim saya berkata bahwa manusia tidak tahu apapun sama sekali tentang alam semesta. Yakinkah kita bahwa bumi yang kita kenal adalah bumi? Apakah kita ini benar-benar ciptaan tuhan, atau justru kita ini adalah ciptaan alien, seperti yang digagas di acara tersebut? Kita tidak tahu pasti kan?

Dari racauan panjang di atas, saya terpikir bahwa teori ini, sepintas memiliki "loop" yang tajam di dalamnya. Apa saja ? Berikut ini pemahaman saya mengenai teori tersebut:
 
1. Mengingat sejarah manusia, di berbagai belahan dunia manapun, selalu mengkaitkan tentang asal-usul penciptaan mereka dengan para dewa, tuhan, atau makhluk astral yang berbeda dari mereka. Dengan kekuatan ilahi, sosok ini memberikan berkah, kekuatan dan pengetahuan bagi manusia di zaman itu untuk menjalani hidup di dunia ini. Di sini, terlihat jelas bahwa sosok yang banyak berpengaruh adalah para Dewa.

2. Seiring dengan berkembangnya pemahaman manusia tentang alam semesta, ilmu pengetahuan, serta pemikiran manusia untuk hidup maju, mereka mulai meruntuhkan mitos bahwa para Dewa adalah yang menciptakan manusia. Gunung, laut, maupun langit yang dianggap sebagai singgasana para dewa pun dijelajahi, dan tidak satupun ditemukan markas para Dewa, sehingga manusia meninggalkan para Dewa, dan beralih ke hal yang lebih baru. Perjalanan manusia yang dilakukan ke luar Angkasa (dimulai dari Bulan) semakin mempertajam opini bahwa manusia tidaklah sendirian di alam semesta ini; luasnya alam semesta dan imajinasi manusia, mengerucut pada satu opini bahwa makhluk dengan intelijensi seperti manusia mungkin saja hidup di luar bumi. 

3. Karena para dewa yang pernah dipuja manusia merupakan "karangan" dari manusia masa lalu, manusia memikirkan hal lain yang lebih fantastis, lebih masuk akal dengan benak manusia di zaman ini. Apa itu? Makhluk asing yang memiliki teknologi tinggi, atau disebut alien. Istilah "alien" sendiri, toh baru dikenal di abad ke-20 ini, sehingga pikiran manusia di zaman ini, secara umum akan terpetakan pada alien, ketika hal-hal yang bersifat asing terjadi di sekitar mereka. Hal yang tidak dapat kita jelaskan asal-usulnya tersebut, kita asosiasikan dengan intervensi alien. 

Adakah dari opini tersebut yang terlihat familiar? 

Ya, Dewa dan Alien adalah imajinasi manusia yang identik, dengan format berbeda. Nenek moyang kita mengaitkan hal-hal yang menakjubkan bak mukjizat dengan aktivitas para dewa, sementara kita, manusia modern, mengaitkan hal tersebut dengan makhluk semacam alien. Sepertinya, kebiasaan ini tidak hilang dari manusia, walaupun zaman telah berbeda; mereka tetap tidak bisa menjelaskan hal-hal aneh, sehingga pelampiasan mereka tertuju pada hal-hal di luar diri mereka. Kita manusia masih terjebak pola yang sama, dan hal ini menunjukkan bahwa manusia, seperti yang saya tuturkan, tidak tahu apa-apa.