Mungkin kalian sering mendengar ungkapan diatas.Dan,mungkin kalian pernah merasakan hal seperti itu.
Habis manis sepah dibuang itu,istilah buat orang yang berbuat baik hanya di saat dia membutuhkan sesuatu,sehingga disaat ia memperoleh apa yang dia inginkan,ia akan berhenti berbuat baik,terlupakan begitu saja.
Apa pernah kalian punya teman yang mendatangi kalian disaat dia rapuh,rentan,butuh perhatian,semangat blah-blah-blah,ia mendatangi anda? Dan pada akhirnya,disaat ia membaik,ia akan melupakan kalian,tidak memberi tanggapan pada ramah tamah kalian ?Lebih baik,jangan berteman dengan orang seperti itu.
Walaupun faktanya kehidupan masyarakat gesselschaft (dalam konteks ini masyarakat perkotaan) didasarkan pada azas "sekedar butuh",tapi bukankah hal seperti itu tidak baik?Bukankah itu membuat kita sakit?Kecewa?Yah,begitulah faktanya.
Temenku,punya seorang kenalan cowok.Dia sering menanggapi curhatan-curhatan si cowok di saat si cowok merasa jenuh.Begitu cowoknya membaik,eh si cowok tidak berbaik-baik sama temenku ini.Hanya disaat jenuh aja si cowok mendatangi si cewek ini,keterlaluan.
Aku,juga ngalamin hal seperti ini,sering malahan.Banyak gitu orang yang dateng ke aku numpahin pikiran dan isi hatinya.Tapi disaat mereka membaik,atau aku mencoba numpahin keluh kesahku,mereka acuh,diem aja.Siapa yang kebacut sebetulnya?Aku,atau mereka ?Yang aku mau cuma,sharing ala kadarnya.Tapi,kok mereka acuh ? Waw,ini hal yang patut dipertanyakan.
Manusia,pada dasarnya emang berbaik-baik kalo ada butuhnya aja.Begitu keinginannya terpenuhi,mereka lupa,besar kepala.
Mungkin,kaya gitu kali ya alasan Allah mengutuki orang yang seperti itu,karena hanya disaat butuh aja mereka bersandar kepada Allah.Begitu juga manusia,mereka juga bisa kesal kalau manusia lainnya berbaik-baik hanya karena sekedar butuh sesuatu darinya.Begitu mereka puas,bablas.
Apa kita mau jadi orang yang begitu ?
Powered by WordPress
©
Anjing Bicara - Designed by Matt, Blogger templates by Blog and Web.
Powered by Blogger.
Powered by Blogger.
0 komentar: