Langit mendung,suasana kamar gelap.Tiba-tiba dia menelponku,cuma untuk bercakap-cakap katanya.Mungkin kangen,atau kenapa,aku tidak tahu.Cukup lama kami ngobrol, layaknya orang pacaran.Selama percakapan,dia cenderung diam,dan aku yang lebih banyak bicara.Aku bilang,"kayaknya dalam hubungan kita ini kata-kata itu gak diperlukan ya sayang".Ia terdiam,lama,berpikir dan merenung.Percakapan kami lanjutkan,dalam hening dan ramai,kemudian hening,ramai lagi,seterusnya,seperti biasanya.
Kata-kata,salah satu perangkat awal dalam berkomunikasi.Sekumpulan simbol-simbol yang dirangkai sedemikian rupa untuk menyampaikan maksud dari si komunikan pada komunikator.Kata-kata itu akan terasa manis bila sesuai dengan tujuan,tapi akan menjadi pahit jika pemaknaannya mbleset.Dalam hubungan ini,ia tidak banyak bicara.Namun terkadang,aku merasa kalau aku yang lebih banyak berbicara,hubungan ini akan menjadi hubungan yang searah,karena tidak ada timbal balik dari lawan bicara,atau mungkin saja ia lebih senang mengamati kata-kataku.Kata-kataku yang pahit,manis,bahkan tidak masuk akal dicernanya satu persatu.Mungkin kata-kataku hanya diterima olehnya,tanpa ia cerna lebih dahulu bagaikan menghisap rokok tanpa filter,karena tiap kali aku mengatakan suatu hal,ia cenderung diam.Mungkin memang kami belum menjalin ikatan yang kuat,dan belum saling mengenal satu sama lain lebih dalam,karena itu kami cenderung diam.
Hubungan yang tidak dipenuhi dengan kata-kata manis,dan percakapan dipandang membosankan.Karena banyak orang yang memberikan penekanan betapa pentingnya berkomunikasi dalam suatu hubungan.Komunikasi dua arah,adalah hal penting,karena dengan adanya saling mengisi dalam hubungan,ikatan itu bisa terjalin.Tapi apa hal itu selalu benar? Apakah intensitas komunikasi berbentuk verbal itu hal yang paling penting? Bukankah selain komunikasi dalam bentuk verbal,ada juga komunikasi berbentuk non-verbal,yang tidak mengutamakan kata-kata,namun simbol-simbol lain yang bisa memunculkan lebih banyak makna? Bukankah ada juga orang yang bilang Sermo argenteus, silentium aureum,bicara itu perak ,diam itu emas? Daripada berkata-kata yang tidak-tidak,lebih baik kita diam,tapi menghayati pemikiran kita melalui perbuatan?Karena menurutku,action speak louder than words.Kata-kata itu tidaklah terlalu diperlukan,yang penting adalah perbuatan kita,sebab kata-kata adalah cerminan pemikiran.Daripada kata-kata yang tercerai berai dalam pikiran itu tidak terungkapkan,lebih baik kata-kata itu diwujudkan dalam perbuatan.
Benar kan?
0 komentar: