Disini aku menatap monitor komputer ,mencoba menuliskan beberapa buah pemikiranku yang mulai masak lagi.Masak karena pemikiran itu sudah mendapat banyak masukan dan sudah berada di otakku dalam waktu yang lama.Buah itu sudah cukup lama bertengger,dan sudah saatnya ia jatuh ke tanah.Buah itu berisi pemikiranku tentang seseorang.Seseorang yang kusayangi segenap hati,dan dia memberi harapan bagiku.Tapi sialnya,ia malah memberiku penyakit,yaitu harapan palsu.Aku merasa dipermainkan.Awalnya ia berkata,aku berarti untuknya.Aku yang semula membatasi diri kini mulai membuka hati.Tanpa sadar,aku sudah jatuh kepada dia.
Kami berkomunikasi setiap hari.Ketika malam,aku menelponnya ,hanya untuk sekedar mengatakan bahwa aku merindukan dirinya.Mirisnya ketika kita jatuh cinta ,perilaku kita seakan-akan seperti orang yang mabuk,rasanya kontrol diri ini hampir tidak ada.
Sampai suatu ketika,beberapa hari aku tak menghubunginya.Ketika aku melihat update status dari BBM miliknya,aku cuma bertanya sepintas,"ada masalah?" dan dia tidak menjawab panjang lebar seperti biasanya.Dia hanya membalas,"aku kira Bima sudah gak peduli sama aku".Lantas aku mencoba menyatakan,dan mencoba untuk peduli lagi.Aku cuma ingin selalu ada di sampingnya,sebagai teman,sahabat,kekasih,apapun itu.
Sampai suatu hari.
Aku tidak menghubunginya selama kira-kira 1-2 minggu.Aku buka twitternya,dan menuliskan namanya di search bar.
Loading.
Tampak nama twitternya.Dibawahnya tampak ada twitter seseorang ,yang memajang namanya sebagai bio twitternya.Aku jadi uring-uringan.Aku nelangsa.Seperti yang sudah-sudah,aku dikibuli,terbodohi.Ia kini bersama pria lain.Aku kecewa,aku ingin teriak,aku ingin marah,aku ingin murka.Tapi hanya bisa di dalam hati.
Ia kini melupakanku,tidak mengingatku,tidak mengontakku.Aku mulai mencoba mengontak dirinya,namun yang kudapat hanya balasan-balasan singkat,bahkan terkadang tanpa balasan.
Aku dijadikan ember bocor lagi.
Tahu kan ember bocor? Ketika kamu perlu wadah untuk memuntahkan segala yang ada di tubuhmu,tapi ketika wadah itu tidak bisa lagi digunakan,kamu mencari wadah yang lain ? Nasibku sama seperti itu.
Aku mencoba menerangkan perkaraku ini kepada sejumlah temanku.Ada yang bilang,"pemberi harapan palsu jangan terlalu dikenang,tidak baik",ada juga yang bilang,"bersikaplah tegas dalam menghadapi hal seperti itu",dan lain-lainnya.Mungkin ketegasan lah yang kuperlukan,karena ini juga demi kebaikanku sendiri.Karena perkara ini,pemikiranku tidak lancar,tidak sehat,selalu berkutat dengan hal negatif.
Aku mencoba untuk mengikuti kata-kata seorang temanku,"orang yang menyakitiku tidak pantas mendapat perhatianku lagi".
Masalahnya orang ini bukan menyakiti,tapi mengkhianati kepercayaanku.Kepercayaanku sangat sulit ditumbuhkan.Dan ketika kepercayaan itu tumbuh,aku dikhianati begitu saja.Katamu aku temanmu yang paling berarti,tapi mana buktinya ? Kau bahkan tidak pernah mencoba sekalipun mengontakku.Kau terlalu sibuk dengan duniamu.Aku mencoba mengerti,tapi kau tak mau dimengerti.Aku mencoba mengikis ego diri,tapi kau pungkiri.
Semua kisah itu terwujud dalam buah yang jatuh dari pohon tadi.Buah itu kini jatuh ke tanah.Bergulir terus ,hingga menuju sungai,dari hulu sampai ke hilir,hingga terempas ke lautan.Buah yang mematikan itu,kini perlahan-lahan hilang.
Sekarang pikiranku mulai tenang.Aku tidak lagi resah,pusing dan nelangsa.Dari hal ini ,aku mendapatkan suatu pelajaran.Bahwa terkadang,manusia tidak boleh terlalu menurutkan perasaan.Justru,manusia harus mengawali tindakannya dengan pikiran.Cinta adalah perasaan,yang jika diturutkan membuat logika bergeser,bahkan hilang.Orang yang jatuh cinta tanpa logika,sama seperti orang yang mabuk.Ia lepas kendali,walaupun ia bisa berpikir kalau tindakannya itu benar/salah.
Dari situ juga aku belajar,bahwa ketika manusia jatuh cinta,jangan hanya gunakan rasa,tapi gunakan juga logika.
Powered by WordPress
©
Anjing Bicara - Designed by Matt, Blogger templates by Blog and Web.
Powered by Blogger.
Powered by Blogger.
Anonim | 22 Juli 2012 pukul 09.17
Sulit.
Bagaikan memecah karang dengan palu.
Any suggest?