Sabtu Sore di Negeri Tak Berbatas (Pt.1)

Sabtu sore itu, mungkin akan menjadi pemicu segalanya. Segala haru, cinta, benci, rindu yang menjadi satu rupa berwujud rasa. 

Teringat dalam benakku, sebuah sabtu sore dimana aku dan engkau terduduk diam.Kau bersandar di pundakku, bersamaku menikmati perginya sore sambil berbincang ringan di tanah tak berujung. Setidaknya, saat itu kita berbahagia dan saling jujur terhadap perasaan masing-masing. Saling bersandar, membagi kisah dan opini terdalam yang tak kunjung terungkapkan. Dalam cemas bercampur gembira, bersamanya aku menunggu senja datang, saat mentari pamit tuk bersembunyi Dibalik kerumunan pohon nan rindang, duduk dibawah langit yang berjajar. Kala itu, yang kuucapkan dan kupikirkan berada dalam satu sinergi yang serupa;

"Aku ingin, agar momen ini berlangsung selamanya", bisikku kepadanya.

Dalam tangis harunya, ia menjawab, "sampai matahari berpaling saja.

Saat itu, aku berdoa kepada dewata dan seluruh alam semesta; Terima kasih telah membantuku meraih bahagia.

0 komentar:

Posting Komentar