Mendunia

Bisakah manusia lepas dari keduniawian ? Pemikiran itu menuh-menuhin otakku akhir-akhir ini.Pemikiran ini bikin aku mumet gak karuan kaya orang sarap.Apakah bener manusia itu seumur hidup juga gak akan lepas dari kebutuhan duniawi? Terus gimana caranya biar kebutuhan duniawi itu bisa terkendali ? Pertanyaan kayak begini ngebuat aku yang jarang mikir sulit,jadi mikir sulit.

Dewasa ini,manusia cenderung terlalu terikat sama kenikmatan duniawi.Mereka cenderung lebih "mendunia" daripada "mengakhirat",yang artinya orang cenderung ngelakuin atau mikirin urusan hidup di dunia,gak inget sama Tuhannya,yaitu ibadah.

Apa yang ngebuat manusia "mendunia" (lupa akan Tuhannya) ? Itulah yang aku tanyain,dan selalu bikin aku nyari-nyari jawaban atas masalah itu.Bagaimana mungkin sih,makhluk yang tercipta untuk menyembah Yang Maha Kuasa jadi gak inget sama penciptanya sendiri,malah sibuk sama urusannya ?Perilaku ini sering banget kita lihat di masyarakat ,terutama masyarakat kota.Mungkin karena saking sibuknya beraktivitas kali ya,sampe manusia itu tidak sempat meluangkan waktunya dari kegiatan duniawi.Atau,saking malesnya sampe gak mau ngeluangin waktunya buat beribadah ? Hahaha,mungkin juga.

Ada suatu bentuk perilaku yang ciri khasnya "mendunia" banget,yaitu hedonisme.Menurut wikipedia ,hedonisme itu " pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dari golongan penganut paham inilah muncul Nudisme (gaya hidup bertelanjang). Pandangan mereka terangkum dalam pandangan Epikuris yang menyatakan,"Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati " << Kebanyakan menikmati surga dunia jadi lupa bahwa dia itu punya Tuhan yang harus dia sembah ,hahaha.

Beribadah itu adalah suatu kegiatan yang semestinya gak kita lepasin gitu aja,dan gak semestinya kita juga keasyikan beraktivitas yang sifatnya duniawi,dan malah lupa gak beribadah ke Tuhan YME.Emang sih,kita bisa aja gak beribadah dan berlenggang kangkung kayak gak punya dosa.Tapi,secara moral (bagi yang masih punya) pasti berat banget."Ya Tuhan,maafkan aku.Aku tidak sempat menghadap-Mu",atau " Astaganaga!! Maafkan aku,Tuhan!! Aku lalai dalam beribadah kepada-Mu" pasti muncul dalam pemikiran orang yang masih punya kadar keimanan dalam dirinya.Sedangkan "alah,sekali aja deh gapapa masih ada besok" "duh,males deh kalo harus begituan" pasti muncul di orang yang sableng,yang imannya morat-marit kaya kapal pecah.

Orang jaman sekarang bahkan males ngeluangin waktunya sebentar aja buat beribadah.Susahnya ntar pas waktunya diambil (baca: modar) ,protes sama Tuhan "beri aku waktu lagi untuk beribadah kepada-Mu!!" << kaya gini kan susah.Giliran seneng aja lupa,giliran udah susah eh minta-minta.Manusia,manusia.

Solusi yang tepat : Kontrol diri.

Kenapa kok harus kontrol diri?

Kontrol diri berarti menahan diri,menahan keinginan yang berasal dari nafsu.Dengan nahan nafsu,kita juga gak kebanyakan keinginan.Dengan gak kebanyakan keinginan,kita juga bisa memilah kewajiban sama hak.Kalo sudah bisa membandingkan keduanya,kita bisa mengutamakan yang penting dulu.Kalo udah mengutamakan yang penting,kita bisa dapet hak.Gitu lho ~ .


0 komentar:

Posting Komentar